Rabu, 24 November 2010

Sayangi Ibu

Sayangi Ibu Sebelum Terlambat
Ada seorang ibu yang merasa sangat bahagia mempunyai seorang putra. Anaknya ini sifatnya sangat keras, tidak menurut dan selalu membantah nasihat ibunya. Tetapi sang ibu tetap merasa sangat bahagia mempunyai anak laki-laki ini.

Pada suatu pagi ibu ini tiba-tiba sakit berat dan berkata pada anaknya: “Maukah kamu tinggal di rumah menemani ibu nak?” Si anak setelah mendengar kata ibunya malah langsung pergi bermain ke kota. Ibunya mengetahui bahwa anaknya selalu berbuat sesuatu yang menentang kata-katanya.

Hari sudah malam, sang ibu merasa hidupnya sudah tidak lama lagi, tetapi pada saat-saat itu si anak tidak bisa berada di sampingnya. Sang ibu berharap sesudah meninggal bisa di kubur di gunung belakang rumahnya sehingga bisa terus menjaga anak dan rumahnya.

Akhirnya pada tengah malam si anak kemblai juga, sang ibu merasa sangat bahagia karena pada saat mendekati kematian bisa melihat putranya. Sang ibu berkata: “Anakku, sesudah ibu meninggal nanti kamu harus membuang mayat ibu ke sungai di depan  rumah kita.” Sang anak mengangguk dan mencucurkan air matanya. Sang ibu meninggal dengan tersenyum dan hatinya tetap merasa bahagia. Tetapi sang ibu tidak mengetahui bahwa pada saat putranya mencucurkan air mata, ia sudah bertobat. Apabila sang ibu tahu ia akan merasa lebih bahagia lagi. Sang anak melaksanakan semua pesan ibunya, ia sendiri jasad ibunya dan membuangnya ke dalam sungai, ini adalah pertama kalinya ia menuruti kata-kata ibunya.

Sang anak tiba-tiba menyadari bahwa ia telah berbuat kesalahan besar. Dan ia menyadari bahwa ia telah berbuat dosa besar karena ia selalu melawan dan menyakiti hati ibunya sehina ibunya memberikan pesan yang demikian.

Ia mencari jasad ibunya sepanjang sungai. Ia menggunakan perahu dan mencari ke sungai, tetapi ia sudah tidak dapat menemukan kembali jasad ibunya. Kemudian ia menangis......berteriak.......mencari........bersedih. dan merasa berdosa.``   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar